Sunday, February 3, 2019

MULTIMETER/AVOMETER ANALOG

MULTIMETER / AVOMETER analog


Sebelum masuk lebih jauh mengenai cara mengukur besaran listrik seperti Tegangan (Volt), Arus (Ampere), dan Tahanan (Ohm) ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu Multimeter atau Avometer.
Yang dimaksud Multimeter atau Avometer adalah Alat ukur Listrik yang memungkinkan kita untuk mengukur besarnya Besaran listrik yang ada pada suatu rangkaian baik itu Tegangan, Arus, maupun Nilai Hambatan/Tahanan. AVOmeter adalah singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter, jadi hanya terdapat 3 komponen yang bisa diukur dengan AVOmeter sedangkan Multimeter , dikatakan multi sebab memiliki banyak besaran yang bisa di ukur, misalnya Ampere, Volt, Ohm, Frekuensi, Konektivitas Rangkaian (putus ato tidak), Nilai Kapasitif, dan lain sebagainya. Terdapat 2 (dua) jenis Multimeter yaitu Analog dan Digital, yang Digital sangat mudah pembacaannya disebabkan karena Multimeter digital telah menggunakan angka digital sehingga begitu melakukan pengukuran Listrik, Nilai yang diinginkan dapat langsung terbaca asalkan sesuai atau Benar cara pemasangan alat ukurnya.
Mari mengenal bagian-bagian Multimeter atau Avometer agar lebih memudahkan dalam memahami tulisan selanjutnya:
CARA MEMBAC A MULTIMETER
Bagian-Bagian Multimeter
Saya akan berikan sedikit penjelasan mengenai gambar di atas. Yang perlu untuk di perhatikan adalah :
  1. SEKRUP PENGATUR JARUM, Sekrup ini dapat di putar dengan Obeng atau plat kecil, Sekrup ini berfungsi mengatur Jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0 (NOL), terkadang jarum tidak pada posisi NOL yang dapat membuat kesalahan pada pengukuran, Posisikan menjadi NOL sebelum digunakan.
  2. TOMBOL PENGATUR NOL OHM. Tombol ini hampir sama dengan Sekrup pengatur jarum, hanya saja bedanya yaitu Tombol ini digunakan untuk membuat jarum menunjukkan angka NOL pada saat Saklar pemilih di posisikan menunjuk SKALA OHM. Saat saklar pemilih pada posisi Ohm biasanya pilih x1 pada skala Ohm kemudian Hubungkan kedua ujung TERMINAL (Ujung terminal Merah bertemu dengan Ujung terminal Hitam) dan Lihat pada Layar penunjuk, Jarum akan bergerak ke KANAN (Disitu terdapat angka NOL (0), Putar tombol pengatur Nol Ohm sampai jarum menunjukkan angka NOL). Proses ini dinamakan KALIBRASI OhmMeter. Hal ini Muthlak dilakukan sebelum melakukan pengukuran tahanan (OHM) suatu komponen atau suatu rangkaian.
  3. SAKLAR PEMILIH. Saklar ini harus di posisikan sesuai dengan apa yang ingin di UKUR, misalnya bila ingin mengukur tegangan AC maka atur/putar saklar hingga menyentuh skala AC yang pada alat ukur tertulis ACV, Begitu pula saat mengukur tegangan DC, cari yang tertulis DCV, begitu seterusnya. Jangan Salah memilih Skala Pengukuran.
    Pada setiap bagian SKALA PENGUKURAN yang dipilih dengan Saklar Pemilih, terdapat Nilai-nilai yang tertera pada alat ukur, Misalnya Pada Skala Tegangan AC (tertulis ACV pada alat ukur) tertera skala 10, 50, 250, dan 750 begitu pula pada Skala Tegangan DC (tertulis DCV pada alat ukur) tertera skala 0.1 , 0.25 , 2.5 , 10 , dst. Apa maksud Skala ini?? Dan Bagaimana Memilihnya??
    Pedoman Memilih SKALA Pengukuran:
    Skala tersebut adalah skala yang akan digunakan untuk membaca hasil pengukuran, Semua skala dapat digunakan untuk membaca, Hanya saja tidak semua skala dapat memberikan atau memperlihatkan nilai yang diinginkan, misalnya kita mempunyai Baterai 9 Volt DC, kemudian kita mengatur SAKLAR PEMILIH untuk Memilih SKALA TEGANGAN DC pada posisi 2,5 dan menghubungkan TERMINAL Merah dengan positif (+) baterai dan Hitam dengan Negatif (-) baterai. Apa yang akan terjadi?? Jarum akan bergerak ke Ujung Kanan dan tidak menunjukkan angka 9Volt, Mengapa Demikian?? Sebab NILAI MAKSIMAL yang dapat diukur bila kita memposisikan Saklar Pemilih pada skala 2.5 adalah hanya 2.5 Volt saja, sehingga untuk mengukur Nilai 9Volt maka saklar harus di putar menuju Skala yang LEBIH BESAR sari NILAI Tegangan yang di Ukur, jadi Putar pada Posisi 10 dan Alat ukur akan menunjukkan nilai yang diinginkan.Penjelasan Lebih Lengkap Mengenai MEMBACA ALAT UKUR akan di Bahas selanjutnya pada tutorial ini.

ALAT UKUR LISTRIK HARUS DIPASANG DENGAN BENAR, Mengapa saya katakan Demikian??
Untuk melakukan suatu pengukuran listrik, Posisi alat ukur pada rangkaian juga Mesti dan Hal wajib yang harus di perhatikan agar pembacaan alat ukur tidak salah. Pemasangan Alat ukur yang salah /Tidak  benar memberikan hasil pengukuran yang TIDAK BENAR dan bukan kurang tepat, jadi ini sangat perlu di perhatikan. Mari kita melihat posisi alat ukur yang benar:
  1. Posisi alat ukur saat mengukur TEGANGAN (Voltage)
    Pada saat mengukur tegangan baik itu teggangan AC maupun DC, maka Alat ukur mesti di pasang Paralel terhadap rangkaian. Maksud paralel adalah kedua terminal pengukur ( Umumnya berwarna Merah untuk positif (+) dan Hitam untuk Negatif (-) harus membentuk suatu titik percabangan dan bukan berjejer (seri) terhadap beban. Pemasangan yang benar dapat dilihat pada gambar berikut:
    Mengukur Tegangan dengan Multimeter
    Memasang Multimeter Paralel
  2. Posisi alat ukur saat mengukur ARUS (Ampere)
    Untuk melakukan pengukuran ARUS yang mesti diperhatikan yaitu Posisi terminal harus dalam kondisi berderetan dengan Beban, Sehingga untuk melakukan pengukuran arus maka rangkaian mesti di Buka / diputus / Open circuit dan kemudian menghubungkan terminal alat ukur pada titik yang telah terputus tersebut. Pemasanngan yang benar dapat dilihat pada gambar:tersebut. Pemasanngan yang benar dapat dilihat pada gambar:
    Mengukur Ampere pada Multimeter
    Memasang Multimeter S
  3. Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm)
    Yang mesti diketahui saat pngukuran tahanan ialah JANGAN PERNAH MENGUKUR NILAI TAHANAN SUATU KOMPONEN SAAT TERHUBUNG DENGAN SUMBER. Ini akan merusak  alat ukur. Pengukurannya sangat mudah yaitu tinggal mengatur saklar pemilih ke posisi Skala OHM dan kemudian menghubungkan terminal ke kedua sisi komponen (Resistor) yang akan di ukur.
    Mengukur nilai Tahanan Resistor
    Memasang Multimeter untuk mengukur tahanan
  4. Kali ini saya tidak akan membahas mengenai mengapa alat ukur di pasang paralel saat mngukur tegangan dan Seri pada saat mengukur Arus, sebab itu lebih kompleks kecuali ada yang membutuhkannya. Hal ini erat kaitannya dengan Rangkaian dalam suatu alat ukur.
    Setelah mengetahui Cara mengatur Saklat Pemilih yang Benar, Mengetahui Jenis Skala yang akan digunakan, dan Cara pemasangan alat ukur yang benar, maka tiba saatnya kita melakukan Pengukuran Besaran Listrik.
    MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) DC
    Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
    1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
    2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
    3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
    4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Tegangan yang anda ingin ukur, ACV untuk tegangan AC (bolak balik) dan DCV untuk tegangan DC (Searah).
    5. Posisikan SKALA PENGUKURAN pada nilai yang paling besar terlebih dahulu seperti 1000 atau 750 jika anda TIDAK TAHU berapa nilai tegangan maksimal yang mengalir pada rangkaian.
    6. Pasangkan alat ukur PARALEL terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur.
    7. Baca Alat ukur.
    Cara Membaca Nilai Tegangan yang terukur:
    1. Misalkan Nilai tegangan yang akan diukur adalah 15 VOLT DC (Belum kita ketahui sebelumnya, itulah saya katakan Misalnya).
    2. Kemudian Kita memposisikan saklar pemilih pada posisi DCV dan memilih skala paling besar yang tertera yaitu 1000.  Nilai 1000 artinya Nilai tegangan yang akan diukur bisa mencapai 1000Volt.
    3. Saat memperhatikan Alat ukur maka Dalam Layar penunjuk jarum tidak terdapat skala terbesar 1000 yang ada hanya 0-10, 0-50, dan 0-250.  Maka Untuk memudahkan membaca perhatikan skala 0-10 saja.
    4. Skala penunjukan 0-10 berarti saat jarum penunjuk tepat berada pada angka 10 artinya nilai tegangan yang terukur adalah 1000 Volt, jika yang di tunjuk jarum adalah angka 5 maka nilai tegangan sebenarnya yang terukur adalah 500 Volt, begitu seterusnya.
    5. Kembali Pada Kasus no. 1 dimana nilai tegangan yang akan diukur adalah hanya 15 Volt sementara kita menempatkan saklar pemilih pada Posisi 1000, maka jarum pada alat ukur hanya akan bergerak sedikit sekali sehingga sulit bagi kita untuk memperkirakan berapa nilai tegangan sebenarnya yang terukur. Untuk itu Pindahkan Saklar Pemilih ke Nilai Skala yang dapat membuat Jarum bergerak lebih banyak agar nilai pengukuran lebih akurat.
    6. Misalkan kita menggeser saklar pemilih ke Posisi 10 pada skala DCV. Yang terjadi adalah, jarum akan bergerak dengan cepat ke paling ujung kanan. Hal ini disebabkan nilai tegangan yang akan di ukur LEBIH BESAR dari nilai Skala maksimal yang dipilih. Jika Hal ini di biarkan terus menerus maka alat ukur DAPAT RUSAK, Jika jarum alat ukur bergerak sangat cepat ke kanan, segera pisahkan alat ukur dari rangkaian dan ganti Skala SAKLAR PEMILIH ke posisi yang lebih Besar. Saat saklar Pemilih diletakkan pada angka 10 maka yang di perhatikan dalam layar penunjukan jarum adalah range skala 0-10, dan BUKAN 0-50 atau 0-250.
      Mengukur Nilai Tegangan rangkaian
      Multimeter Over, Awas Rusak
    7. Telah saya jelaskan bahwa saat memilih skala 10 untuk mengukur nilai tegangan yang lebih besar dari 10 maka nilai tegangan sebenarnya tidak akan terukur / diketahui. Solusinya adalah Saklar Pemilih di posisikan pada skala yang lebih besar dari 10 yaitu 50. Saat memilih Skala 50 pada skala tegangan DC (tertera DCV), maka dalam Layar Penunjukan Jarum yang mesti di perhatikan adalah range skala 0-50 dan BUKAN lagi 0-10 ataupun 0-250.
    8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum Penunjuk akan bergerak Tepat di tengah antara Nilai 10 dan 20 pada range skala 0-50 yang artinya Nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur bernilai 15 Volt.
      Perhatikan gambar berikut:
      Multimeter Tegangan benar
      Nilai tegangan Terlihat Benar
    9. Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat pula menggunakan RUMUS:
    Rumus menghitung Nilai Multimeter
    Jadi misalnya, tegangan yang akan di ukur 15 Volt maka:
    Tegangan Terukur             = (50 / 50) x 15
    Nilai Tegangan Terukur  = 15
    Berikut saya akan berikan Contoh agar kita lebih mudah dalam memahaminya:
    Contoh I.
    Saat melakukan pengukuran ternyata Jarum Alat Ukur berada pada posisi seperti yang terlihat pada gambar:
    Multimeter Scale
    Berapakah Nilai tegangan DCV yang terukur saat Saklar Pemilih berada pada Posisi:
    1. 2.5
    2. 10
    3. 50
    4. 1000
    Jawab:
    1. Skala saklar pemilih = 2.5
      Skala terbesar yang dipilih = 250
      Nilai yang ditunjuk jarum = 110 (perhatikan skala 0-250)
      Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
      Teg VDC = (2.5/250)x 110 = 1.1 Volt
    2. Skala saklar pemilih = 10
      Skala terbesar yang dipilih = 10
      Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
      Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
      Teg VDC = (10/10)x 4.4 = 4.4 Volt
    3. Skala saklar pemilih = 50
      Skala terbesar yang dipilih = 50
      Nilai yang ditunjuk jarum = 22 (perhatikan skala 0-50)
      Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
      Teg VDC = (50/50)x 22 = 22 Volt
    4. Skala saklar pemilih = 1000
      Skala terbesar yang dipilih = 10
      Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
      Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
      Teg VDC = (1000/10)x 4.4 = 440 Volt
    MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) AC
    1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan Posisi Sakelar Pemilih berada pada SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV) dan kemudian memperhatikan Baris skala yang berwarna Merah pada Layar Penunjuk Jarum.
    2. Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan DC di atas.
      Multimeter Scale
    MENGUKUR ARUS LISTRIK (Ampere) DC
    Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
    1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
    2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0)
    3. Lakukan Kalibrasi alat ukur
    4. Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Arus DCA
    5. Pilih SKALA PENGUKURAN yang diinginkan seperti 50 Mikro, 2.5m , 25m , atau 0.25A.
    6. Pasangkan alat ukur SERI terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur.
    7. Baca Alat ukur (Pembacaan Alat ukur sama dengan Pembacaan  Tegangan DC diatas)
    MENGUKUR NILAI TAHANAN / RESISTANSI RESISTOR (OHM)
    Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
    1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
    2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
    3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
    4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala OHM yang diinginkan yaitu pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan di KALI kan dengan nilai Skala OHM yang dipilih oleh saklar Pemilih.
    5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan di Ukur. (INGAT JANGAN PASANG ALAT UKUR OHM SAAT KOMPONEN MASIH BERTEGANGAN)
    6. Baca Alat ukur.
    Cara membaca OHM METER
    1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.
    2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
    3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.
    Misalkan pada gambar berikut terbaca nilai tahanan suatu Resistor:
    Multimeter Scale
    Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
    Nilai yang di tunjuk jarum   = 26
    Skala pengali                           = 10 k
    Maka nilai resitansinya       = 26 x 10 k
    = 260 k = 260.000 Ohm.

Thursday, January 24, 2019

ARAH PERPUTARAN GIGI GARDAN
KONDISI LURUS DAN BELOK

1. Jalan Lurus
Tahanan gelinding (rolling resistence) pada kedua roda penggerak (drive gear) hamper sama pada saat kendaraan bergerak lurus pada jalan datar. Oleh sebab itu, kedua side gear berputar sebanding dengan putaran pinion differential dan semua komponen berputar dalam satu unit.
Bial tekanan kedua poros axle belakang sama (A dan B) seperti diperlihatkan gambar dibawah, pinion differential tidak berputar sendiri tetapi berputar bersama dengan ring gear, rumah differential, dan poros pinion (pinion shaft). Dengan demikian pinion  differential hanya berfungsi untuk menghubungkan side gear bagian kiri dan kanan. Dengan demikian kedua side gear berputar merupakan satu unit dengan putaran pinion differential menyebabkan kedua drive wheel berputar pada rpm yang sama.









2. Membelok
Pada saat kendaraan membelok (turning), jarak tempuh roda bagian dalam lebih kecil (busurnya lebih pendek) dari pada roda bagian luarnya. Bila disbanding dengan kendaraan pada saat berjalan lurus.
Pada saat side gear bagian kiri ditahan seperti pada gambar di bawah, tiap pinion differential berputar mengelilingi shaftnya masing-masing dan juga bergerak mengelilingi axle belakang. Akibatnya putaran side gear bagian kanan bertambah.

Dengan kata lain, pada saat pinion differential berputar mengelilingi salah satu side gear dan bergerak bersama-sama dengan yang lainnya (tergantung pada tahanan yang diberikan pada roda), jumlah putaran side gear satunya adalah dua kali dari putaqran  ring gear.
Hal ini dapat dikatakan bahwa putaran rata-rata roda gigi kedua adalah sebanding dengan putaran ring gear.





REFFERENSI
Hubungan antara rpm drive dan ring gear dapat diuraikan sebagai berikut:

Rpm ring gear = (rpm drive wheel kanan)+(rpm drive wheel kiri)
                                                                 2

Satu Roda Pada Permukaan Jalan Yang Berlumpur
Bila salah satu roda berada dilumpur maka  akan terjadi slipp bila pedal accelator ditekan. Hal ini disebabkan karena tahanan gesek yang sangat rendah dari permukaan lumpur .
Ini akan menyulitkan untuk mengeluarkan roda dari Lumpur, karena lebih banyak terjadi slip (putaran dua kali lebih banyak daripada ring gear) daripada bergerak.

Wednesday, December 5, 2018

KLASIFIKASI MESIN

KLASIFIKASI MESIN




                                                      DASAR MOTOR
A.   Jenis Motor

Jenis motor/mesin dapat dibedakan atas dasar; siklus kerja, susunan silinder, penyalaan bahan bakar, gerakan torak, pengisian campuran, pendinginan, pelumasan.

1.    Menurut siklus kerja motor dibedakan menjadi dua yaitu :

  •  Motor 4 takt, dimana jumlah langkah yang terjadi pada siklus ini adalah 4 langkah piston dengan 2 kali putaran poros engkol menghasilkan 1 kali usaha 
  • Motor 2 takt, dimana jumlah langkah yang terjadi pada siklus ini adalah 2 langkah piston dengan 1 kali putaran poros engkol menghasilkan 1 kali usaha
2.    Menurut susunan silinder motor dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya ;
  •  In line type, silinder disusun dalam 1 garis vertika
  •   V type, silinder disusun dalam 2 garis yang membentuk huruf V 
  •  Horizontal, berlawanan arah, silinder disusun dengan 2 garis mendatar
3.    Berdasarkan ukuran silinder dan langkah piston dibedakan atas :
  •  Long Stroke Engine, dimana langkah piston lebih besar dari pada diameter silinder 
  •  Squer Engine, dimana langkah piston sama dengan dimeter silinder 
  • Over Squer Engine, dimana langkah piston lebih kecil dari dimeter silinder. 
  •  Long Stoke Engine digunakan pada mesin kecepatan rendah,sedangkan untuk Squer engine  dan Over Squer engine digunakan untuk mesi kescepatan tinggi.
4.    Berdasarkan penyalaan bahan bakar motor dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
  •  Penyalaan dengan bunga api 
  •  Penyalaan dengan udara panas
5.    Berdasarkan gerakan piston secara umum dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
  • Motor mendatar yaitu gerakan piston maju mundur dengan arah mendatar 
  • Motor tegak yaitu gerakan piston naik dan turun atau dengan arah vertikal


6.    Berdasarkan pengisian campuran motor dibedakan menjadi 2 mcam yaitu :

  •   Pengisian biasa ( alami ) 
  •  Pengisian dengan tekanan misalnya dengan Super charger/ Turbo Charger

7.    Berdasarkan pendinginan dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

  •  Pendinginan udara 
  •  Pendinginan dengan cairan

PENDIDIKAN DI INDONESIA

Pendidikan di Indonesia

Metodologi dalam pendidikan
Artikel ini adalah bagian dari seri
Pendidikan di Indonesia
Logo of Ministry of Education and Culture of Republic of Indonesia.svg
Pendidikan anak usia dini
Pendidikan dasar (Kelas 1-6)
Pendidikan dasar (Kelas 7-9)
Pendidikan menengah (Kelas 10-12)
Pendidikan tinggi
Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud), dahulu bernama Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Depdiknas). Di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajarpendidikan dasar selama sembilan tahun, enam tahun di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dan tiga tahun di sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan informal. Pendidikan juga dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar, menengah, dan tinggi.

SejarahSunting

Belanda memperkenalkan sistem pendidikan formal bagi penduduk Hindia Belanda (cikal bakal Indonesia), meskipun terbatas bagi kalangan tertentu yang terbatas. Sistem yang mereka perkenalkan secara kasar sama saja dengan struktur yang ada sekarang, dengan tingkatan sebagai berikut:
Sejak tahun 1930-an, Belanda memperkenalkan pendidikan formal terbatas bagi hampir semua provinsi di Hindia Belanda.

JenjangSunting

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

Pendidikan anak usia diniSunting

Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikanuntuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan dasarSunting

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) yaitu Sekolah Dasar (SD) selama 6 tahun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama 3 tahun. Pendidikan dasar merupakan Program Wajib Belajar.

Pendidikan menengahSunting

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar, yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) selama 3 tahun waktu tempuh pendidikan.

Pendidikan tinggiSunting

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diplomasarjanamagisterdoktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
KelasUsia
Taman kanak-kanak
Kelompok bermain4
Kelompok A5
Kelompok B6
Sekolah dasar
Kelas 17
Kelas 28
Kelas 39
Kelas 410
Kelas 511
Kelas 612
Sekolah menengah pertama
Kelas 713
Kelas 814
Kelas 915
Sekolah menengah atas/kejuruan
Kelas 1016
Kelas 1117
Kelas 1218
Akademi/Institut/Politeknik/Sekolah tinggi/Universitas
Sarjanaberbagai usia (selama kurang lebih 4 tahun)
Magisterberbagai usia (selama kurang lebih 2 tahun)
Doktorberbagai usia (selama kurang lebih 2 tahun)

Jalur pendidikanSunting

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

Pendidikan formalSunting

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

Pendidikan nonformalSunting

Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja.
Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya.

Pendidikan informalSunting

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.

JenisSunting

Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.

Pendidikan umumSunting

Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: sekolah dasar(SD), sekolah menengah pertama(SMP), dan sekolah menengah atas(SMA).

Pendidikan kejuruanSunting

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah sekolah menengah kejuruan (SMK), sekolah menengah kejuruan ini memiliki berbagai macam spesialisasi keahlian tertentu.

Pendidikan akademikSunting

Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

Pendidikan profesiSunting

Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesiatau menjadi seorang profesional.

Pendidikan vokasiSunting

Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).

Pendidikan keagamaanSunting

Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama.

Pendidikan khususSunting

Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah luar biasa/SLB).

KurikulumSunting

Jenis ilmuMata pelajaranJenjang (kelas)
#Nama#NamaSDSMPSMA
1234567891011 (IPA)12 (IPA)11 (IPS)12 (IPS)
1Ilmu Pendidikan1Agama2
2Kewarganegaraan
3Jasmani dan Kesehatan
4Teknologi Informatika dan Komunikasi
2Ilmu Bahasa (dan Sastra)1Bahasa Indonesia64
2Bahasa Inggris2
3Bahasa Daerah2
4Bahasa Asing
3Ilmu Alam1Matematika6462
2Fisika3n/a
3Biologi323n/a
4Kimian/a36n/a
4Ilmu Sosial1Sejarah213
2Geografi23n/a7
3Ekonomi
4Sosiologin/a2n/a3
5Ilmu Seni (dan Budaya)1Seni Musik1n/a
2Seni Rupa
3Seni Keterampilan
4Seni Tari
Total jam mata pelajaran42
Jumlah mata pelajaran131613
Keterangan
  • Mata pelajaran Fisika dan Biologi tingkat jenjang sekolah dasar dan menengah pertama digabungkan menjadi Ilmu Pengetahuan Alam.
  • Mata pelajaran Ekonomi dan Geografi tingkat jenjang sekolah dasar dan menengah pertama digabungkan menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial.
  • Mata pelajaran Seni Rupa, Seni Musik, Seni Keterampilan dan Seni Tari tingkat jenjang sekolah dasar dan menengah pertama digabungkan menjadi Seni Budaya dan Keterampilan (dahulu Kerajinan Tangan dan Kesenian).

Kurikulum 2013Sunting

Jenis ilmuMata pelajaranJenjang (kelas)
#Nama#NamaSD [1]SMP[2]SMA[3]
123456789101112
1Ilmu Pendidikan1Agama432
2Pancasila dan Kewarganegaraan62
3Jasmani dan Kesehatan42
4Prakaryan/a2
2Ilmu Bahasa (dan Sastra)1Bahasa Indonesia64
2Bahasa Inggrisn/a4
3Ilmu Alam1Matematika64
2Fisikan/a1.52n/a
3Biologin/a1.52n/a
4Ilmu Sosial1Sejarahn/a12
2Geografin/a1n/a
3Ekonomin/a1n/a
5Ilmu Seni (dan Budaya)1Seni Musik1
2Seni Rupa1
3Seni Keterampilan1n/a
4Seni Tari1n/a
6N/A1Peminatan Akademikn/a2
2Kelompok Peminatann/a16
Total jam mata pelajaran303642
Jumlah mata pelajaran681014
Kelompok Peminatan
#Ilmu AlamIlmu SosialIlmu Bahasa dan SastraTotal jam
1MatematikaSejarahBahasa Indonesia4
2FisikaGeografiBahasa Inggris4
3BiologiEkonomiBahasa Daerah4
4KimiaSosiologiBahasa Asing4

Waktu belajar

Waktu belajarSunting

Sebagian besar sekolah di Indonesia memulai tahun pelajarannya pada bulan Juli. Satu tahun pelajaran dibagi ke dalam dua semester. Semester ganjil dimulai dari Juli sampai dengan Desember dan semester genap dari Januari sampai dengan Juni.
Posisi semester pada libur lebaranSemester ganjilSemester genap
AwalBerakhirAwalBerakhir
GanjilAwal JuliPertengahan pertama DesemberAwal JanuariAkhir Juni
GenapAkhir JuliPertengahan pertama DesemberAwal JanuariPertengahan pertama Juli
Tahun ajaranSemester ganjilSemester genapLiburan lebaranLiburan natalLiburan semester ganjilLiburan semester genap
21 minggu21 minggu + 4 minggu2 minggu2 minggu1 minggu1 minggu
2013-20148 Jul - 14 Des6 Jan - 28 Jun5 Agus - 17 Agus23 Des - 4 Jan16 Des - 21 Des30 Jun - 5 Jul
2014-20157 Jul - 13 Des5 Jan - 27 Jun21 Jul - 2 Agus22 Des - 3 Jan15 Des - 20 Des29 Jun - 4 Jul
2015-201627 Jul - 19 Des4 Jan - 26 Jun13 Jul - 25 Jul21 Des - 2 Jan6 Jul - 11 Jul28 Jun - 3 Jul
2016-201719 Jul - 11 Des3 Jan - 25 Jun5 Jul - 17 Jul20 Des - 1 Jan13 Des - 18 Des4 Jul - 9 Jul
2017-201811 Jul - 10 Des2 Jan - 7 Jul20 Jun - 2 Jul
11 Jun - 23 Jun
19 Des - 31 Des12 Des - 17 Des9 Jul - 14 Jul
Keterangan:
  • Yang ditambah 4 minggu adalah selama libur Pra-ujian (2 kali), ujian serta libur bervariasi pada semester genap.
JenjangLama waktu (menit) per mata pelajaran
Prasekolah35
Sekolah dasar40
Sekolah menengah45
Sekolah tinggi50

TingkatSunting

PrasekolahSunting

Dari kelahiran sampai usia 3 tahun, kanak-kanak Indonesia pada umumnya tidak memiliki akses terhadap pendidikan formal. Dari usia 3 sampai 4 atau 5 tahun, mereka memasuki taman kanak-kanak. Pendidikan ini tidak wajib bagi warga negara Indonesia, tujuan pokoknya adalah untuk mempersiapkan anak didik memasuki sekolah dasar. Dari 49.000 taman kanak-kanak yang ada di Indonesia, 99,35% diselenggarakan oleh pihak swasta[4]. Periode taman kanak-kanak biasanya dibagi ke dalam "Kelas A" (atau Nol Kecil) dan "Kelas B" (atau Nol Besar), masing-masing untuk periode satu tahun.

Sekolah dasarSunting

Kanak-kanak berusia 6–11 tahun memasuki sekolah dasar (SD) atau madrasah ibtidaiyah (MI). Tingkatan pendidikan ini adalah wajib bagi seluruh warga negara Indonesia berdasarkan konstitusi nasional. Tidak seperti taman kanak-kanak yang sebagian besar di antaranya diselenggarakan pihak swasta, justru sebagian besar sekolah dasar diselenggarakan oleh sekolah-sekolah umum yang disediakan oleh negara (disebut "sekolah dasar negeri" atau "madrasah ibtidaiyah negeri"), terhitung 93% dari seluruh sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang ada di Indonesia[5]. Sama halnya dengan sistem pendidikan di Amerika Serikat dan Australia, para siswa harus belajar selama enam tahun untuk menyelesaikan tahapan ini. Beberapa sekolah memberikan program pembelajaran yang dipercepat, di mana para siswa yang berkinerja bagus dapat menuntaskan sekolah dasar selama lima tahun saja.

Sekolah menengah pertamaSunting

Sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs) adalah bagian dari pendidikan dasar di Indonesia. Setelah tamat dari SD/MI, para siswa dapat memilih untuk memasuki SMP atau MTs selama tiga tahun pada kisaran usia 12-14. Setelah tiga tahun dan tamat, para siswa dapat meneruskan pendidikan mereka ke sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), atau madrasah aliyah (MA).

Sekolah menengah atasSunting

Sebuah sekolah menengah atas negeri di Jakarta
Di Indonesia, pada tingkatan ini terdapat tiga jenis sekolah, yaitu sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah (MA). Siswa SMA dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi, sedangkan siswa SMK dipersiapkan untuk dapat langsung memasuki dunia kerja tanpa melanjutkan ke tahapan pendidikan selanjutnya. Madrasah aliyah pada dasarnya sama dengan sekolah menengah atas, tetapi porsi kurikulum keagamaannya (dalam hal ini Islam) lebih besar dibandingkan dengan sekolah menengah atas.
Jumlah sekolah menengah atas di Indonesia sedikit lebih kecil dari 9.000 buah[6].

Pendidikan tinggiSunting

Setelah tamat dari sekolah menengah atas atau madrasah aliyah, para siswa dapat memasuki perguruan tinggi. Pendidikan tinggi di Indonesia dibagi ke dalam dua kategori: yakni negeri dan swasta. Kedua-duanya dipandu oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Terdapat beberapa jenis lembaga pendidikan tinggi; misalnya universitassekolah tinggiinstitutakademi, dan politeknik.
Ada beberapa tingkatan gelar yang dapat diraih di pendidikan tinggi, yaitu Diploma 3 (D3), Diploma 4 (D4), Strata 1(S1), Strata 2 (S2), dan Strata 3 (S3).
Jenis tingkatanGelar
D3Ahli Madya
D4Sarjana
S1Sarjana
S2Magister
S3Doktor

ReferensiSunting

  1. ^ [1] Kurikulum SD 2013
  2. ^ [2] Kurikulum SMP 2013
  3. ^ [3] Kurikulum SMA 2013
  4. ^ Statistik Pendidikan RI 2004-2005 http://www.depdiknas.go.id/statistik/thn04-05/TK_0405.htm
  5. ^ Statistik sekolah dasar 2004-2005 http://www.depdiknas.go.id/statistik/thn04-05/SD_0405.htm
  6. ^ Statistik sekolah menengah 2004-2005 http://www.depdiknas.go.id/statistik/thn04-05/SMA_0405.htm
Sunting