Thursday, May 26, 2016

Memperbaiki Sistem Rem (Materi TKR SMK)


MATERI 1 MEMPERBAIKI SISTEM REM


I.  Sistim Rem

1.  Uraian

Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan  lajunya kendaraan. Kelengkapan ini pada kendaraan sangat penting dan berfungsi sebagai pengamanan keselamatan jiwa dalam dan untuk pengendaraan yang aman.
Pada prinsipnya rem merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk keamanan berkendaraan dan juga untuk memberhentikan kendaraan di tempat manapun dan dalam berbagai kondis dapat berfungsi dengan baik dan aman.
















2. Prinsip Kerja Rem

Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila putaran mesin di bebaskan (Kopling di injak), kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk  menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetik (tenaga gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaliknya rem mengubah energi kinetik menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya rem bekerja oleh adanya sistim gabungan penekanan melawan sistim gerak putar. Efek pengereman (braking effec) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek











3. Type Rem

Rem dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaan
§  Rem kaki digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan
§  Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan
§  Rem tambahan (auxiliary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada kendaraan berat


Selanjutnya “ Engines brake “ adakalanya digunakan untuk menurunkan kecepatan kendaraan. Braking effec (reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putaran dari mesin itu sendiri, tidak ada peralatan khusus yang di butuhkan. Engines brake bekerja dengan cara melepaskan/menurunkan pedal gas.

3.1 Rem Kaki
Rem kaki dikelompokan menjadi dua tipe  : rem hidraulis (hydraulic brake) dan rem pneumatik (pneumatic brake).

Rem hidraulis lebih respon dan lebih cepat  dibanding dengan tipe lainnya, dan juga konstruksinya lebih sederhana.












Bekerjanya rem hidraulis sebagai berikut  :
Rem hidraulis menekan mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya pengereman.













4.  Mekanisme Kerja

1)  Master Silinder

Fungsi master silinder adalah mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis. Master silinder terdiri dari  reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis.
Master silinder dibagi kedalam dua tipe  :  1. Tipe tunggal, dan 2. Tipe ganda
Master silinder tipe ganda (tandem type master cylinder) banyak digunakan dibanding tipe tunggal (single type master cylinder). Master silinder tipe tunggal umumnya banyak digunakan untuk pengoperasian unit kopling yang menggunakan type hidraulis.











Master silinder tipe Tandem, sistim hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing untuk roda depan dan untuk roda belakang. Dengan demikian bila salah satu tidak bekerja, maka yang lainnya tetap akan berfungsi dengan baik.




2)  Boster Rem

Boster Rem berfungsi untuk melipat gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga pengemudi tika memerlukan penekanan yang kuat.
Boster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe integral) atau dapat juga dipasangkan dengan cara terpisah dari master silinder itu sendiri
Boster rem dilengkapi diaprahma (membran) yang bekerja dengan adanya perbedaan tekanan antara tekanan atmosfir dengan kevacuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin  















Untuk kendaraan yang digerakan oleh mesin diesel penggunaan boster rem diganti dengan pompa vacum, karena kevacuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat.

Boster rem terdiri dari rumah boster, piston boster, membran, reaction mechanism dan mekanisme katup pengontrolan.
Boster body dibagi menjadi bagian depan dan bagian belakang, dan masing-masing ruang dibatasi dengan membran dan piston boster.

Mekanisme katup pengontrol mengatur tekanan di dalam ruang tekan variasi. Termasuk katup udara, katup vacum, katup pengontrol den sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup.













3) Katup pengimbang ( P.Valve )    

Pada umumnya kendaraan yang mesinnya terletak di depan, bagian depan lebih berat dibanding dengan bagian belakang.
Bila kendaraan direm maka titik pusat grafitasi akan pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya inertia, dan kerena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.







Dengan alasan tersebut diperlukan alat pengimbang sehingga dapat diberikan pengereman yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang.
Alat tersebut disebut “Katup pengimbang”  (proportioning valve) atau biasa disebut  katup P. Alat ini bekerja secara otomotis menurunkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang (mengadakan perbedaan tekanan hidraulis antara silinder roda depan dan silinder roda belakang), dengan demikian daya pengereman (daya cengkram) pada roda belakang lebih kecil dibanding  daya pengereman roda depan.

Tipe-tipe Katup penyeimbang  :
§   Katup P
§   Katup P ganda
§   LSPV ( Load Sensing and Proportioning Valve )
§   P & BV  ( Proportioning and By pass Valve
§   DSPV  (Decelaraion Sensing and Proportion Valve)

Tipe-tipe Katup penyeimbang  :
§  Katup P
§  Katup P ganda
§  LSPV ( Load Sensing and Proportioning Valve )
§  P & BV  ( Proportioning and By pass Valve
§  DSPV  (Decelaraion Sensing and Proportion Valve)










Gambar sebelah kanan memperlihatkan diagram tekanan hidraulis yang ideal pada silinder roda belakang.

Pada umumnya pemasangan katup penyeimbang dipasang antara master silinder dengan silinder roda yang posisi penempatannya ditengah-tengah antara silinder roda depan kiri dan kanan. Penggunaan katup penyeimbang di sesuaikan dengan jenis dan tipe kendaraan.



Celah antara kanvas rem dengan tromol

Celah antara kanvas rem dengan tromol  yang besar akan mengakibatkan keterlambatan pada pengereman, sebaliknya apabila celah terlalu rapat kamvas akan terseret dan mengakibatkan kerusakan pada tromol, dan apabila celah kanvas dengan tromol keempat roda tidak sama maka hal ini akan menyebabkan pada saat pengereman kendaraan tidak stabil ( tertarik kesatu arah atau salah satu sisi ) hal ini juga disebut blockir. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut penting sekali untuk melakukan penyetelan-penyetelan rem secara benar sesuai prosedur.
Pada beberapa tipe rem penyetelan dilakukan secara otomatis selain itu terdapat juga tipe rem yang memerlukan penyetelan secara berkala.






Penyetelan otomatis
Penyetelan celah sepatu rem secara otomatis (automatic brake shoe clearence adjustment ) mengacu pada penyetelan celah antara tromol dan kanvas, yang bekerja  secara otomatis, seperti berikut dibawah ini  :
§  Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan mundur
§  Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan maju
§  Penyetelan dilakukan dengan tuas rem parkir.

Penyetelan konvensional secara berkala
Penyetelan celah antara kanvas rem dengan tromol dilakukan sesuai dengan jadual berdasarkan pada sfesifikasi pabrik atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Penyetelan rem kedua roda depan maupun kedua roda belakang hasil pengukuran celah disesuaikan dengan sfesifikasi kendaraan tersebut.
Sfesifikasi  :

Standar
Batas limit
1.Tebal kanvas rem + sepatu rem 
7 mm
   3 mm
2. Diameter tromol

   2 mm
3. Keovalan tromol

0,5 mm
4.Celah kanvas rem dengan tromol
3 – 6 gigi penyetel

5. Jarak main pedal
2 – 7 mm

6. Jarak pedal ke lantai dengan tekanan
    20 - 30 kg

50 mm

7. Minyak rem
DOT 3. DOT 4

8. Penggantian minyak rem
80.000 Km


Langkah penyetelan
Putar roda gigi penyetel pada silinder roda sampai habis melalui lubang penyetel pada backing plate ( sampai roda tidak berputar ), dan kemudian kembalikan gigi penyetel tersebut berkisar antara 3 – 6 gigi. Lakukan hal tersebut pada setiap roda.
Langkah membuang udara
1) Pasangkan slang penampung minyak yang tembus pandang pada nipel pembuang udara.
2) Tekan atau pompa pedal rem beberapa kali sampai terasa keras dan tahan dengan tekanan penuh pedal rem tersebut.
3) Longgarkan dan kencangkan kembali baut nipel pembuang udara dengan kunci khusus dalam waktu yang singkat, yakinkan cairan minyak rem dan gelembung udara telah keluar .
4) Ulangi pekerjaan no 2 & 3 sampai dapat diyakinkan minyak rem keluar tanpa gelembung.
5) Pekerjaan ini dilakukan oleh dua orang.






B. REM TROMOL

URAIAN
Pada tipe rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama dengan roda.
Karena self-energizing action ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenega mengembangnya sepatu, tenaga pengereman yang besar diakibatkan oleh usaha pedal yang relatif kecil.

Self-energizing action
Ada dua jenis sepatu rem, seperti diperlihatkan pada gambar sebelah kiri : leading shoes (primer) dan trailing shoes (sekunder). Bila ujung bagian atas (atau toe) pada sepatu rem didorong ke arah tromol rem (oleh wheel cylinder) yang berputar pada arah seperti ditunjukan dengan pana, sepatu rem cenderung melengket

Komponen










1.  Backing Plate
Backing plate dibuat dari baja press yang dibaut pada axle hausing, atau axle carrir bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi daya pengereman tertumpu pada backing plate.

Penting
Bila permukaan gesek sepatu rem aus berlebihan, rem akan bergetar. Sepatu rem harus diperiksa dengan teliti setiap kali rem di bongkar untuk mencegah problem tersebut.








2.  Silinder Roda

Silinder roda (wheel cylinder) terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat pada gambar dibawah ini.


Setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada sistim yang menggunakan dua piston untuk menggerakan kedua sepatu rem, yaitu satu piston untuk setiap sisi silinder roda, sedangkan sistim yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakan hanya satu sepatu rem.

Bila timbul tekanan hidraulis pada master silinder maka akan menggerakan piston cup, piston akan menekan kearah sepatu rem, kemudian menekan tromol rem.
Apabila rem tidak bekerja, maka piston akan kembali keposisi semula karena adanya kekuatan pegas pengembali sepatu rem dan pegas kompresi mengkerut.

Bleeder flugh disediakan pada silinder roda gunanya untuk membuang udara palsu dari  pipa-pipa minyak rem (ruang kosong).

3. Sepatu Rem dan Kanvas Rem

Sepatu rem (brake shoe), seperti juga tromol (Drum brake) memiliki bentuk setengah lingkaran. Biasanya sepatu rem  dibuat dari plat baja. Dimana kanvas rem dipasang padanya dengan cara dikeling ( pada kendaraan besar) atau










dilem ( kendaraan kecil ). Kanvas ini  harus dapat menahan panas dan aus  dan harus mempunyai koefisien  gesek yang tinggi . Koefisien gesek tsb sedapat mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh  keadaan turun naiknya temperatur dan kelembaban yang silih berganti. Umumnya kanvas ( lining ) terbuat dari campuran fiber metalic dengan brass, lead, plastik dan sebagainya dan diproses dengan ketinggian panas tertentu.


Kanvas dan Sepatu rem
















4.  Tromol Rem

Tromol rem (brake drum) umumnya terbuat dari besi tuang (gray cast iron) dan gambar penampangnya seperti terlihan pada gambar dibawah ini. Tromol rem dapat diartikan sebagai bagian yang menutupi kelengkapan rem roda yang diantaranya sepatu rem dan kelengkapan termasuk backing plate, dimana posisinya tidak bersentuhan (bebas berputar).

Ketika kanvas rem menekan permukaan bagian dalam tromol rem oleh adanya tekanan hidraulis diartikan sistim rem bekerja dan menimbulkan gesekan yang berakibat timbul reaksi panas yang dapat mencapai suhu panas 200 – 300 derajat celcius. Seperti yang telah di jelaskan dalam pasal yang lalu dimana rem berfungsi merubah tenaga putar dari tromol menjadi tenaga panas.



Penampang Tromol Rem











5.  TIPE REM TROMOL

1)  Tipe leading dan tipe trailing

Seperti terlihat pada gambar dibawah I ni, pada bagian ujung atas masing-masing sepatu rem ditekan membuka oleh silinder roda ( Wheel Cylinder), sedangkan bagian ujung bawah berputar atau mengembang. Tipe ini hanya terdapat pada silinder roda tunggal ( single wheel cylinder).

Bila tromol berputar kearah depan, seperti arah panah, dan pedal rem diinjak, maka bagian ujung atas sepatu di tekan membuka kesekeliling ujung bawah oleh silinder roda dan berlaku daya pengereman terhadap tromol. Sepatu bagian kiri disebut leading shoe, dan sepatu yang kanan disebut trailing shoe




2)  Tipe two leading

Two leading shoe dibagi menjadi dua  :
1. Single action, dan
2. Double action

Tipe single action two leading shoe mempunyai dua silinder roda yang masing-masing mempunyai satu piston pada tiap sisinya, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.


Bila rem bekerja, kendaraan dalam kondisi gerak maju maka kedua sepatu akan berfungsi sebagai leading shoe. Apabila tromol berputar seperti arah panah pada gambar, Maka tipe ini mempunyai tekanan pengereman yang tinggi tetapi ada suatu kerugian pada tipe ini bila rem berputar dalam arah yang berlawanan (arah mundur), maka kedua sepatu akan bekerja sebagai trailing shoe dan menghasilkan tenaga pengereman yang kecil.
Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan penumpang dan niaga.











Tipe Double action two leading shoe mempunyai dua silinder roda, dan pada tiap sisinya terdapat dua piston. Bila tipe single action bekerja sebagai self energizing force dalam satu arah saja maka tipe double action ini bekerja efisiensi du arah, maju dan arah mundur.
Tipe ini banyak digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.

3) Tipe Uni-Servo

Tipe Uni-Servo mempunyai silinder roda tunggal dengan satu piston saja, dan penyetelannya berhubungan dengan kedua sepatunya. Bila piston didalam wheel cylinder mendorong bagian atas kiri hingga menyentuh tromol, maka fungsi sepatu-sepatu sebagai leading shoe dan bekerja dengan daya pengereman yang tinggi.
Kelemahan pada tipe ini bila tromol berputar pada arah yang berlawanan maka kedua sepatu berfungsi sebagai trailing shoe dan hanya mampu menghasilkan daya pengereman yang kecil, lihat gambar dibawah ini.


4)  Tipe Duo-Servo

Tipe Duo-Servo ini merupakan persi penyempurnaan dari Uni-Servo yang mempunyai dua piston pada setiap silinder rodanya. Selama silinder roda menekan kedua sepatu rem saat rem bekerja maka tipe ini mempunyai gaya pengereman yang tinggi terhadap tromol tanpa terpengaruh oleh gerak arah putaran roda.










Tipe ini digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.



























C. REM CAKRAM

Uraian

Rem cakram ( Disc Brake ) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat dari bahan besi tuang, yang berputar dengan roda dan bahan gesek ( dalam hal ini disc pad) yang mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman di hasilkan oleh adanya gesekan antara disc pad dan cakram.









Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self energezing action), daya pengereman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktuasi koefesien gesek yang menghasilkan kestabilan tinggi. Selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu terkena udara, radiasi panas terjamin baik, ini dapat mengurangi dan menjamin dari terkena air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuastan pada bentuk dan ukrannya. Ukuran disk pad agak terbatas, dan ini berkaitan dengan aksi self energezing limited. Sehingga perlu tambahan tekanan hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengeraman yang efesien. Juga, pad akan lebih cepat aus daripada sepatu rem type tromol. Tetapi konstruksi yang sederhana, mudah pada perawatannya serta penggantian pad.
Bila kendaraan berjalan pada jalan yang berair dan pemukaan singgung sepatu dengan pad menjadi bash karena terkena percikan air.Koefisien gesek akan berkurang karena air. Gejala ini disebut „Water Fading. Sebaiknya, bidang gesek akan mengembalikan koefisien gesek pada kondisi semula, ini disebut „Water Recovery“. Umumnya , semua rem membutuhkan Water Recofery yang baik. Tetapi, pada rem tromol kurang menguntungkan dibandingkan dengan rem piringan. Pada rem piringan air akan terlontar keluiar dengan adanya ggaya sentrifugal. Hal ini yang membantu mengurangi air dan dapat meningkatkan efesiensi pengereman dan Water Recover yang baik.










Kelengkapan rem cakram

1. Piringan

Umumnya cakram atau piringan (Disk Rotor)  dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid) dan berlubang-lubang untuk fentilasi.
Type Cakram lubang terdiri dari pasangan piringan yang berlubang untuk menjamin pendinginan yang baik, kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang atau tahan lama.








2. Pad Rem

Pad (Disc Pad) biasa dibuat dari campuran metalik fiber dan sedikit serbutk besi. Type ini disebut dengan semi metalik disc pad.
Pada jneis ini pad diberi garis celah untuk menunjukan ketebalan pad (batas yang di izinkan). Dengan demikian dapat mempermudah pengecekan kausan pad.
Ada beberapa pad, penggunaan melatik plate ( disebut dengan anti squel  shim) dipasangkan pada sisi piston dari pad untuk mencegah bunyi saat terjadi pengereman.



3. JENIS-JENIS CALIPER

Kaliper juga disebut dengan cylinder bodi  memegang piston-pinston dan dilengkapi dengan saluran  minyak rem yang disalurkan ke silinder,
Kaliper dikelompokan sebagai berikut menurut jenis pemasangannya.
  • Tipe Fixed Caliper (doble piston)
  • Tipe Floting Caliper (Single piston)

1)   Tipe Fixed Caliper (Doble Piston)
Caliper dipasangkan tepat  pada axle  atau strut.  Seperti di gambarkan  di bawah ini. Pemasangan caliper  dilengkapi dengan  sepasang piston. Daya pengereman  didapat bila  pad ditekan  piston secara  hidraulis  pada kedua ujung  piringan atau cakram.











Fixed  caliper  adalah dasar  didesain  yang sangat baik  dan  dijamin  dapat bekerja  lebih akurat . Namun demikian  panasnya terbatas karena  silinder rem berada  antara cakram  dan velg. Menyebabkan sulit  tercapainya  pendinginan. Untuk ini membutuhkan  penambahan komponen  yang banyak. Untuk mengatasi  hal tersebut  jenis caliper fixed ini. Sudah jarang digunakan.

  

TIPE FIXED CALIPER

Seperti  terlihat  pada gambar  piston hanya  ditempatkan pada satu sisi kaliper saja. Tekanan hidroulis dari  master silinder  mendorong piston (A) dan selanjutnya  menekan pada  rotor disc (cakram). Pada saat yang sama tekanan hidraulis  menekan sisi  pad (reaksi B). ini menyebabkan caliper bergerak kekanan dan menjepit cakram dan terjadilah usaha tenaga pengereman.









2) Tipe ploating

Tipe ini digolongkan sebagai berikut.
Califer tipe semi floating menerima tenaga pengereman yang dibangkitkan dari pad bagian luar.
Pada califer tipe full floating, kemampuan pengereman dibangkitkan oleh kedua pad dengan torque plate.
Califer tipe full floating banyak digunakan pada kendaraan-kendaraan modern.

(1) Tipe semi floating (Tipe PS)

Califer dipasangkan dengan bantuan dua buah pen pada torque plate. Apabila pengereman bekerja maka bodi bergerak masuk dengan adanya gerakan piston. Tekanan pengereman yang berlaku pada pad bagian luar di terima oleh califer dan meneruskan moment ke pin pada arah putaran. Kekuatan reaksi pad bagian dalam diterima langsung oleh plate.
Mekanisme tipe ini sangat sederhana, tipe califer ini cenderung tidak berfungsi sangat kecil, mudah perawatan dan memiliki kemampuan daya pengereman yang kuat. Tipe ini sering digunakan pada rem cakram belakang yang mekanisme rem parkirnya terpasang dibagian dalam unit disc barake.







(2) Tipe full ploating

a. Tipe F

Tipe F memiliki califer yang ditunjang oleh turque plate sedemikian rupa sehingga memungkinkan dapat meluncur. Arm akan maju dari califer untuk memindahkan gerak piston untuk menekan pad bagian luar. Tipe ini membutuhkan tempat yang sedikit tetapi cenderung lebih banyak terseret oleh tipe lainnya kerena permukaan luncur califer dan torque plate tersembunyi. Tipe ini digunakan pada roda belakang untuk beberapa model kendaraan.
Tipe  F

b. Tipe FS

Tipe ini dipasang dengan menggunakan dua pin (main pin dan sub pin) pada torque plate yang dibautkan pada califer itu sendiri, seperti terlihat pada gambar dibawah.
Califer dan dua pin digerakan sebagai satu unit oleh piston. Reaksi tenaga (reaction force) dari iner dan outer pad diterima oleh torque plate dan dengan demikian momen tidak diteruskan ke pin.

Selanjutnya bagian yang meluncur (sleading section) pada califer (main dan sub pin) disembunyikan seluruhnya. Hal ini merupakan design yang dapat menambahkan kehandalan pada bagian ini. Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan luxury.












Tipe FS
c. Tipe AD

Seperti diperlihatkan pada gambar,Tipe AD adalah press-fitted  pada torque plate bersamaan dengan sub pin yang dibautkan. Stainles steep plate (sim untuk mengurangi bunyi, anti squeal shim) dipasang pada pad dan bagian torque plate yang bersentuhan untuk mencegah suara yang kurang enak dan keausan pad. Tipe ini digunkan pada rem depan kendaraan penumpang ukuran menengah.

Tipe AD






d. Tipe PD

Pada dasarnya tipe ini sama dengan tipe AD kecuali pada main dan sub pin saja yang dibaut pada torque plate. Tipe PD digunakan pada rem depan kendaraan penumpang yang kecil.


Tipe PD


Tipe rem piringan ( disc brake ) pada dasarnya tidak memerlukan penyetelan secara konvensional hal ini disebabkan tipe rem piringan untuk menjaga celah antara pad dengan piringan dilakukan secara otomatis, seperti halnya apabila pad menjadi tipis karena keausan akaibat penggunaan, maka celah antara pad dengan piringan menjadi besar. Selanjutnya rem cakram selalu memerlukan mekanisme penyetelan celah secara otomatis yang dilakukan oleh piston.












D. REM PARKIR

Uraian

Rem parkir khususnya digunakan untuk parkir kendaraan atau untuk memungkinkan kendaraan berhenti di jalan yang mendaki atau menurun. Rem parkir adalah salah satu bagian yang penting dalam kelengkapan kendaraan yang berfungsi sebagai pengaman atau keselamatan.
Rem parkir dapat digolongkan kedalam bagian tipe dan pengoperasiannya.

1.  Tipe rem parkir  :

1)   Tipe rem roda belakang
2)   Tipe centre brake
3)   Tipe devoted

TIPE CENTRE BRAKE







1) Tipe rem roda belakang

Mekanisme tipe rem parkir ini digabung dengan rem kaki, sepatu rem akan mengembang oleh tuas sepatu rem dan shoe strut (lihat gambar). Kabel rem parkir dipasang pada tuas sepatu rem, dan daya kerja tuas rem parkir dipindahkan melalui kabel rem parkir ke tuas sepatu rem


2) Tipe rem parkir centre brake

Tipe ini salah satu dari tipe tromol tetapi mekanisme pemasangannya antara bagian belakang transmisi dengan propeller shaft. Pada rem parkir tipe ini daya pengereman terjadi pada saat sepatu rem yang diam ditekan dari bagian dalam terhadap tromol yang berputar bersama out put shaft transmisi dan propeller shaft.








3) Tipe rem parkir devoted

Pada tipe ini, konstruksi rem parkir dipasang antara backing plate dengan piringan (disc brake), bagian dalam piringan berfungsi sebagai tromol rem parkir, seperti terlihat pada gambar. Cara kerja rem tipe ini sama dengan tipe rem parkir tromol, tipe rem ini digunakan pada model kendaraan tertentu yang penggunaan rem belakangnya menggunakan rem piringan.




2.  Tipe pengoperasian rem parkir secara umum :
1)   Tipe tuas
2)   Tipe stik


No comments:

Post a Comment